Kamis, 17 Mei 2012

Kepentingan Abadi

Fiad, Sani, Rifki, Aji
Dhuha. Seperti itulah kami menyebut kebersamaan ini, aku menyukainya sangat menyukainya. Awal kisah Dhuha ini yaa kata Aji sih karena adanya keluarbiasaan dari solat dhuha di Mesjid Darul Ulum SMANSA 2009 dari Fiad dan saling mengajak. Bertemulah mereka dan sekarang yang ada hanya tinggal Sani, Fiad, Aji, dan Rifki saja.  Pertemuan singkat dan terkadang panjang yang menyenangkan itu hampir tiap hari berlangsung, jadi bosen juga sih sebenarnya... bertemu dengan wajah yang itu-itu saja tapi kegiatan itu seakan tak pernah ada habisnya.
Hunting sesuatu yang tidak jelas dan saling menemani memenuhi kebutuhan menjadi hal menarik yang paling aku sukai meski kadang menyita banyak waktu, uang dan tenaga tapi sangat menyukainya.. Menghabiskan waktu tapi tetap besama keluarga dan kuliah.
Bahkan saat ini saya belum mampu mendefinisikan satu kata ini, “persahabatan” yang sebenarnya saya inginkan itu seperti apa. Hanya mampu menghabiskan waktu bersama mereka. Bukan seperti yang Rifa bilang bahwa di dunia ini tidak ada persahabatan yang abadi, yang ada hanya lah kepentingan abadi. Apakah benar seperti itu..? Berarti saat kepentingan itu tidak ada maka tidak ada lagi pertemuan. Saya menerima dan mulai memahaminya dengan keterbatasan logika yang saya miliki. Menyimpulkan sedikit hal yang bermakna banyak bahwa memang tidak ada hal apa pun yang abadi di dunia ini, termasuk persahabatan ini. Persahabatan yang saat kita bermimpi berjanji akan membangunnya meski hingga ribuan tahun yang akan datang karena kita menyukainya.  
Realitanya, kita bertemu memang karena selalu ada beberapa kepentingan. Kepentingan yang bersifat urusan atau pun kepentingan lain yang sebenarnya tidak penting, atau apalah itu… Hehe… [Jadi aneh sendiri nih!].
Terima Kasih
Mengetahui keterbatasan ini hanya mampu berharap bahwa semoga “kepentingan” itu selalu ada, dan selama kita masih mampu menciptakan kepentingan tersebut toh kita masih bisa bertemu. Saling menjaga perasaan masing-masing menjadi ekspektasi yang besar agar persahabatan ini tetap ada. Karena persahabatan yang abadi ada pada pasangan hidup kita masing-masing, yang mampu menemani hingga ujung usia. Tempat kalian berbagi segala hal itu nanti. Selama saya masih bisa menemani, saya akan tetap menemani... Jangan lupakan saya jika pada akhirnya kalian telah menemukan sahabat sejati, karena bagian yang paling sulit dalam hidup ini adalah menemukannya dan mampu istiqomah dengannya. Dengannya, pilihan terbaik Alloh.
Kupersembahkan catatan ini untuk kalian yang selalu menemaniku! J terima kasih, Terima kasih karena kalian menyayangiku, bentuk rasa sayang itu, dan masih mampu menjagaku hingga saat ini.. [Aji, Fiad, Rifkii]

Inspirated By : Syarifah Rifaa’atul Mahmudah Fatur
Thanks To : Dhuha Personal [Fiad Yacub, Aji Behel, Rifki Mushawwir. R dan Sani sendiri]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar