![]() |
Fiad, Sani, Rifki, Aji |
Dhuha. Seperti
itulah kami menyebut kebersamaan ini, aku menyukainya sangat menyukainya. Awal
kisah Dhuha ini yaa kata Aji sih karena adanya keluarbiasaan dari solat dhuha di Mesjid Darul Ulum SMANSA 2009 dari Fiad dan saling mengajak. Bertemulah mereka dan sekarang yang ada hanya tinggal Sani, Fiad, Aji, dan Rifki saja. Pertemuan singkat dan terkadang panjang yang
menyenangkan itu hampir tiap hari berlangsung, jadi bosen juga sih sebenarnya... bertemu dengan wajah yang itu-itu saja tapi kegiatan itu seakan tak pernah ada
habisnya.
Hunting
sesuatu yang tidak jelas dan saling menemani memenuhi kebutuhan menjadi hal menarik yang paling aku sukai meski kadang
menyita banyak waktu, uang dan tenaga tapi sangat menyukainya.. Menghabiskan
waktu tapi tetap besama keluarga dan kuliah.
Bahkan saat
ini saya belum mampu mendefinisikan satu kata ini, “persahabatan” yang
sebenarnya saya inginkan itu seperti apa. Hanya mampu menghabiskan waktu
bersama mereka. Bukan seperti yang Rifa bilang bahwa di dunia ini tidak ada
persahabatan yang abadi, yang ada hanya lah kepentingan abadi. Apakah benar
seperti itu..? Berarti saat kepentingan itu tidak ada maka tidak ada lagi pertemuan. Saya menerima dan mulai memahaminya dengan keterbatasan logika
yang saya miliki. Menyimpulkan sedikit hal yang bermakna banyak bahwa memang
tidak ada hal apa pun yang abadi di dunia ini, termasuk persahabatan ini. Persahabatan
yang saat kita bermimpi berjanji akan membangunnya meski hingga ribuan tahun
yang akan datang karena kita menyukainya.
Realitanya, kita
bertemu memang karena selalu ada beberapa kepentingan. Kepentingan yang
bersifat urusan atau pun kepentingan lain yang sebenarnya tidak penting, atau
apalah itu… Hehe… [Jadi aneh sendiri nih!].
![]() |
Terima Kasih |
Mengetahui keterbatasan
ini hanya mampu berharap bahwa semoga “kepentingan” itu selalu ada, dan selama
kita masih mampu menciptakan kepentingan tersebut toh kita masih bisa bertemu. Saling
menjaga perasaan masing-masing menjadi ekspektasi yang besar agar persahabatan
ini tetap ada. Karena persahabatan yang abadi ada pada pasangan hidup kita masing-masing, yang mampu menemani hingga
ujung usia. Tempat kalian berbagi segala hal itu nanti. Selama saya masih bisa menemani,
saya akan tetap menemani... Jangan lupakan saya jika pada akhirnya kalian telah
menemukan sahabat sejati, karena bagian yang paling sulit dalam hidup ini adalah
menemukannya dan mampu istiqomah dengannya. Dengannya, pilihan terbaik Alloh.
Kupersembahkan
catatan ini untuk kalian yang selalu menemaniku! J
terima kasih, Terima kasih karena kalian menyayangiku, bentuk rasa sayang itu,
dan masih mampu menjagaku hingga saat ini.. [Aji, Fiad, Rifkii]
Inspirated By : Syarifah Rifaa’atul Mahmudah Fatur
Thanks To : Dhuha Personal [Fiad Yacub, Aji Behel, Rifki Mushawwir.
R dan Sani sendiri]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar